Minggu, 15 Desember 2013

Tugas observasi Herliana



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan anak-anak adalah sesuatu yang mengganggu kehidupan anak yang timbul karena ketidakselarasan pada perkembangan. Pada anak pra sekolah prilaku yang dapat dipandang sebagai normal untuk usia tertentu juga sulit dibedakan dari perilaku yang bermasalah. Perilaku bermasalah mungkin digunakan untuk mengidentifikasi membesarnya frekuensi atau intensitas perilaku tertentu sampai pada tingkat yang menghawatirkan.
Ada tiga kriteria yang bisa dijadikan acuan untuk melihat apakah perilaku nonnormatif atau bermasalah, yaitu kriteria statistik rata-rata, yaitu perkembangan rata-rata fisik seseorang yang sesuai dengan norma statistik. Kriteria sosial adalah tingkah laku yang dianggap menyimpang dari aturan sosial suatu daerah, kriteria penyesuaian diri adalah kemampuan individu menyesuaiakan diri.
Perilaku yang dianggap meresahkan atau mengganggu diri sendiri atau pun orang lain dianggap tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas terdapat rumusan masalah yaitu : " Bagaimana menangani anak penakut?"

BAB II
DASAR TEORI

A. Pengertian
Ketakutan adalah suatu reaksi emosi yang timbul karena adanya ancaman yang ada di benaknya. Ungkapan perasaan ini dapat menyatakan adanya ketidakseimbangan dalam jiwanya, misalnya menjadi cemas dan gugup, atau juga menyatakan reaksi fisiknya seperti jantung yang berdebar cepat. Kadang-kadang dengan hati yang penuh ketakutan dapat menghindarkan diri dari bahaya dan menolong diri untuk tetap berusaha memiliki semangat hidup.
Rasa takut sendiri sebenarnya adalah hal normal, dan hal yang dapat dipahami. Justru rasa takut inilah yang membuat anak dan kita sendiri menjadi terhindar dari berbagai bahaya. Secara tidak sadar bahkan kita sebagai orang tua sering kali mengajarkan anak untuk takut. Sering kita berkata “ Awas nanti jatuh”, dengan berkata seperti itu sebenarnya kita mengajarkan anak untuk menggunakan rasa takutnya agar berhati-hati dalam melakukan sesuatu bahkan berhati-hati dalam segala hal.
Ketakutan yang khas pada masa kanak-kanak meliputi rasa takut terhadap gelap, takut ditinggalkan, takut terhadap suara keras, penyakit, binatang, orang asing dan situasi yang tidak dikenal.
Menurut Schaefer dan Millman (1981), sumber ketakutan pada anak ada 3 yaitu :
1. Luka fisik seperti racun, operasi, perang, dan ketakutan yang diculik
2. Badai seperti kejadian-kejadian alam, huru-hara, keadaan gelap, kematian.
3. Stres psikis seperti ujian yang dihadapi, kesalahan yang dilakukan, kejadian-kejadian sosial,sekolah, dan kritik.

B.  Gejala Anak Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut,namun demikian ada rasa takut yang wajar ada yang perlu mendapat perhatian. Jika rasa takut anak berlangsung lama, mengganggu kesehatan, aktifitas, dan perilaku sehari-hari bertambah menurun kulitasnya, ini gejala rasa takut yang serius.
Janet Hall ( tanpa tahun ) gejala umum yang nampak pada anak penakut adalah:
1. Gejala Psikis seperti: gangguan makan, tidur, perut, sulit bernapas, dan sakit kepala.
2. Gangguan emosional seperti: rasa takut, sensitif, rendah diri, ketidakberdayaan, bingung, putus asa, marah, sedih, bersalah.
3. Gejala tingkah laku seperti: gangguan tidur, mengisolasi diri, prestasi kurang disekolah, agresi, mudah tersinggung, menghindari pergi keluar, ketergantungan pada suatu benda, dan terus berada dikamar orang tua.
Guru dapat melakukan beberapa cara untuk mengidentifikasi rasa takut anak antara lain: dengan mengamati gerak gerik anak ketika melakukan aktifitas dikelas atau diluar kelas. Misalnya anak sering minta ditemani untuk main ayunan, naik peluncur, sering menangis atau menjerit-jerit dihalaman bermain sekolah. Jika disuruh kedepan ia tidak bersedia mukanya pucat, tertunduk, dan tidak sanggup untuk melihat wajah teman-teman dan akhirnya ia menangis.

C.  Penyebab Anak Penakut
Rasa takut pada anak berbeda-beda secara individual. Hasil penelitian mennunjukkan sejumlah factor penyebab berbedanya rasa takut pada anak:
1. Intelegensi. Anak-anak yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi menunjukkan ciri-ciri rasa takut yang kurang lebih sama dengan anak lain yang lebih tua usianya.Sementara anak-anak yang terbelakang mentalnya menunjukkan cirri rasa takut yang kurang lebih sama dengan anak-anak yang lebih muda.
2. Jenis kelamin. Anak perempuan cenderung lebih takut dibandingkan anak laki-laki. Hal ini diperkuat dengan lingkungan social yang bersikap lebih menerima rasa takut yang diperlihatkan anak perempuan ketimbang anak laki-laki.
3. Keadaan fisik. Anak-anak cenderung takut bila mereka dalam keadaan lelah, lapar, atau kurang sehat.
4. Urutan kelahiran. Anak sulung cenderung lebih takut ketimbang saudara-saudaranya yang lahir kemudian. Hal ini disebabkan karena anak sulung sering kali mendapat perlindungan yang berlebihan dari orang tua.
5. Kepribadian anak. Anak yang kurang memperoleh rasa aman cenderung lebih penakut.

Penyebab anak takut juga bersumber dari:
1. Adanya contoh yang dilihat anak. Contoh ini dapat dilihat melalui bacaan, nonton TV, bioskop, atau ibu yang takut.
2. Trauma yang dialami anak-anak seperti: tabrakan mobil, angin topan, bencana alam, opname, dan terkaman anjing.
3. Pola asuh orang tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti: paksa, hukuman, ejekan, ketidak perdulian, dan perlindungan diluar batas.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisis
1.  Identitas Anak
Nama Lengkap                      :           Andynka Muhammad Farrel
Nama Panggilan                    :           Farrel
Jenis Kelamin                        :           Laki-laki
Tempat/ Tanggal Lahir          :           Kediri, 13 Desember 2007
Anak ke                               :           1( satu )
Agama                                  :           Islam
Alamat                                  :           PERUM PUSPITA Bengkuring Blok AI no                                                                               07
Kelas                                     :           B
Sekolah                                  :           TK IT Insan Cita Madani
2.  Identitas Orang Tua
a.  Ayah Kandung
Nama Ayah                  :           Efendi
Tempat/ Tanggal Lahir   :           Samarinda, 08 Maret 1983
Agama                          :     Islam
Pendidikan                    :           STM
Pekerjaan                      :   Swasta
b.  Ibu Kandung
Nama ibu                                              :           Dina Purwati
Tempat/ Tanggal Lahir                           :           Kediri, 20 April 1986
Agama                                                  :           Islam
Pendidikan                                            : SMK
Pekerjaan                                              :           ibu rumah tangga



5
3.  Kondisi Sosial/ Ekonomi
a.  Sosial
Dalam berhubungan dengan masyarakat sangat kurang. Karena ayah sibuk berkerja pulang kerja jam 21.00 terus istirahat dan ibu melakukan pekerjaan seorang ibu rumah tangga.
b.  Ekonomi
Untuk ekonominya cukup.
4.  Riwayat Anak
a.  Riwayat kelahiran
Kehamilan
Pernah mengalami keguguran sebelumnya? Tidak
Apakah mengalami stress pada saat hamil ? Ya. Setiap mendengar      suara Keras takut
Apakah pernah jatuh pada saat hamil? Tidak
Apakah pernah mengajak berbicara pada bayi yang dikandung?          Tidak
Pernahkah mendengarkan musik pada bayi yang dikandung? Tidak
Pernahkah pergi ketempat rekreasi pada saat mengandung? Tidak
Kelahiran
Umur kandungan saat lahir        : 9 bulan 6 hari
Saat kelahiran dengan cara        : normal
Tempat kelahiran                       : dirumah bidan( jetis )
Ditolong oleh                             : bidan
Berat bayi                                  : 3.6 kg
b.  Riwayat Makanan
Minum ASI hingga umur                                              : 1 Tahun
Minum susu kaleng hingga umur                                   : 5 Tahun
Dari umur berapa susah makan                                     : 3 Tahun
Apakah anak pernah makan chiki/ makanan ringan       : Sering

6

c.       Riwayat Perkembangan Fisik
Telungkup: 8 bulan; Duduk: 11 bulan; Berdiri: 1 tahun 2 bulan; Berjalan: 1 tahun 9 bulan: Berbicara kata pertama: 1 tahun 9 bulan
d.  Faktor social dan personal
Hubungan dengan teman                                               : Kurang
Sikap orang tua terhadap anak                                      : Baik
Sikap terhadap masalah belajar didalam kelas               : baik
Sikap terhadap pelajaran yang berada diluar kelas        : Kurang
e.  Riwayat Pendidikan
Masuk TK Umur: 4 Tahun
Kesulitan Anak  : Penakut( takut pada kegiatan diluar kelas missal: berisik,ada acara ultah temannya dan pada saat ada keramaian diamana saja )
Sikap anak terhadap guru : baik

B.  Sintesis
Dari data diatas, sesuai dengan pengamatan penulis, sintesis yang diperoleh mengenai Muhammad Farrel adalah bahwasanya, dia berasal dari keluarga yang  berada dikalangan ekonomi atas artinya dia hidup sangat berkecukupan dan ia sangat disayang didalam keluarganya, kerena dia merupakan anak satu-satunya keluarga bapak X dan ibu Y. Kehidupan dalam keluarga bapak dan ibu tersebut terlihat sangat bahagia dikarenakan adanya seorang anak laki-laki yang baik dan penurut. Akan tetapi, karena sifat dan perilaku kedua orang tuanya yang suka melarang anak untuk keluyuran,selalu menyuruhkan anaknya untuk berdiam dirumah saja,dan bersifat keras ternyata fareel membawa dampak negatif. Sehingga farrel mempunyai rasa takut yang yidak sesuai dengan kondisi fisiknya.
Dalam kenyataanya Farrel lebih suka ditempat-tempat yang sunyi,dan takut kepada suara-suara keras. Sehingga keadaan inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan pengamatan terhadap  sikap dan perilaku yang dialami oleh Muhammad Farrel

C.  Diagnosis
Berdasarkan sistesis diatas, dapat penulis mendiagnosis faktor dari penakut dari  Muhammad Farrel dikarenakan oleh faktor eksternal.
1. Lingkungan Keluarga
Yaitu suatu kebiasaan didalam lingkungan keluarganya didalam mendidik seorang anak diharuskan seperti itu. Karena seorang ayah juga bersifat keras dan takut terjadi sesuatu kepada anak jika dibiarkan untuk bermain keluar, maka anak yang terkena imbasnya.
2. Lingkungan Sosial
Yaitu factor kedua yang menjadi penyebab rasa ketakutan Muhammad Farrel tambah menjadi dikarenakan cara bersosialisasi di lingkungan itu tidak efektif, banyak warga disekitar situ terlalu sibuk dengan perkerjaan masing sehingga masyarakat disekeliling kurang untuk berkomunikasi.

D.  Proknosis (langkah awal)
Ada beberapa langkah yang dilakukan penulis yaitu mencoba melakukan Pendekatan terhadap anak lalu penulis mengajak anak untuk berbicara mengenai hal yang takutinya, penulis memberikan gambaran kepada anak mengenai yang ditakutinya dengan menceritakan kepada anak bahwasanya disuatu acara itu seru dan mengaksikan, karena ditempat acara itu orang bersenanga-senang dengan bernyayi, bertepuk tangan dan bergembira.

Dikemudian hari penulis mengajak anak untuk melihat sebuah pesta ulang tahun anak kepala desa yang dilaksanakan dengan sangat meriah dan dipenuhi dengan banyak anak kecil serta dengan suara lagu-lagu anak yang berbunyi begitu keras. Penulis meminta anak untuk mengamati dari kejauhan, lalu penulis menjelaskan bahwa didalam pesta itu anak-anak pada bersenang-senang,bergembira,bernayayi bersama, dan ada banyak balon yang bergelantungan. Secara tidak langsung anak pasti membayangkan hal-hal yang seru didalam sana. Setelah itu penulis mengajak anak untuk berpartisipasi pada acara tersebut secara perlahan anak itu mau mendekat walau hanya berada di luar acara namun anak udah ada keberanian.
Pada hari selanjutnya penulis dan kedua orang tuanya mengadakan sebuah acara yang dimana anak itu seakan-akan berulang tahun, seperti biasanya pada pesta ulang tahun banyak anak-anak yang bernyayi,bergembira bersama-sama, penulis lalu mengajak anak itu untuk bergabung dan memberi tahu anak itu bahwasanya ini pesta ulang tahunnya. Pertama anak merasa amat ketakutan tetapi sang penulis tetap berada disampingnya untuk memberikan bimbingan dan arahan demi berjalanya sebuah pesta tersebut. Setelah itu penulis memerintahkan kepada anak-anak untuk menyanyikan lagu tiup lilin untuk sang anak yang takut tersebut, secara perlahan anak itu merasa senang dan ikut bernyayi dan bergembira bersama. Meskipun, anak tidak mau untuk ditinggal sendiri, pada akhirnya anak itu mempunyai sedikit perubahan walaupun masih didampingi orang-orang yang dekat dengannya.

E.  Treatment
Sebagai guru, salah satu bentuk penanganan yang dapat kita lakukan adalah menjadi mode yang baik untuk anak. Dengan modeling, anak mengamati bagaimana anda berintraksi secara adaptif dengan objek yang ditakutinya. Yang paling efektif adalah participatory modeling, artinya anak bergabung dengan model untuk mendekati objek yang ditakuti secara perlahan, setelah melalui priode mengamati.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan secara sengaja mendekatkan anak dengan objek yang ditakutinya. Cara tersebut dapat dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama anak dapat kita ajak untuk melihat sebuah tempat yang ditakutinya, misalnya pada tempat ulang tahun temannya, dalam jarak yang cukup jauh sementara anak membayangkan hal hal-hal yang disenangi. Secara berangsur-angsur, jarak antara anak dengan objek diperdekat hingga pada akhirnya anak berani. Bahkan ikut serta dalam acara tersebut yang semula ditakutinya. Selain mengajak anak secara langsung untuk ikut serta pada sebuah acara yang ditakutinya. Anak pada awalnya dapat pula kita perlihatkan gambar yang berhubungan dengan objek yang ditakutinya. Selenjutnya, jika anak sudah tidak takut lagi terhadap gambar objek tersebut, kita ajak anak untuk langsung berpartisipasi pada acara tertentu, secara perlahan anak mempunyai kebernian walaupun anak hanya sebentar ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.
F. Diskusi
Menurut Siska Nurhasanah farel termasuk tipe anak yang PLEGMATIS kerena memiliki sifat yang penakut , kerena ketekutan yang dialami farel terjadi kesalahan pada pola asuh orang tuanya yang tidak membiasakan farel untuk bermain di luar rumah bersama teman sebayanya. padahal yang kita tau bermain adalah dunia anak yang harus dialami oleh semua anak. kerena dengan bermain anak akan mendapatkan pengalaman yang akan membuat anak merasa percaya diri. anak plegmatis ini lebih suka menjadi penoton dari pada terlibat ketika bermain.
Menurut Auliana Istiqamah Menurut saya Farrel termasuk tipe anak yang PLEGMATIS karna sifatnya yang cenderung penakut, sifat tersebut dampak dari sikap negatif yang di berikan oleh orang tua si anak..Anak Plegmatis cenderung penakut dan memiliki rasa khawatir yang berlebihan dan tidak suka berkumpul di tempat keramaian
Menurut Maulida Astuti apa yang dialami farrel adalah merupakan kesalahan pola asuh, yang tidak disadari dan dipahami oleh orang tuanya, bahwa kebiasan pola mendidik mereka yang seperti demikian sangat berpengaruh buruk pada kepribadian anak mereka,itulah mengapa dibutuhkan kepekan cita rasa jiwa pendidik dari setiap orang tua sangat dibutuhkan sebagai peneliti seluruh aspek perkembangan setiap buah hati mereka.
Menurut Fitrisia Elmi apa yang dialami farel merupakan kurang nya perhatian terhadap anak sehingga anak merasa sendiri gak ada perhatian orang tua atau penjelasan tentang apa yang ditakuti anak sehingga anak terus merasa ketakutan.
Menurut Adawiyah apa yang dialami farel ada kesalahan dari pola asuh orang tua yang terlalu melarang farel untuk melakukan aktivitas bermain di luar rumah sehingga farel menjadi anak yang penakut.
Menurut Ria Andriati Farel adalah anak yang memiliki tipe kepribadian Plegmatis. Hal ini dapat dilihat dari sifat dominan yang dimiliki oleh Farel Penakut, dan cenderung khawatir bila berada di tempat ramai. Hal ini diakibatkan oleh tipe pengasuhan orangtua Farel yaitu ayahnya yang cenderung otoriter.
Menurut Herliana sendiri Farel termasuk anak plegmatis karena polas asuh yang kurang tepat, sehingga dia kurang banyak teman dan kurang berkomunikasi dengan orang lain.


BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan   
Anak usia taman kanak-kanak sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan  yang dihadapi anak-anak  usia dini atau taman kanak-kanak sebaiknya ditangani seawal mungkin agar tidak mengganggu perkembangan anak  pada tahap selanjunya. Proses bimbingan dan arahan saat anak usia dini atau taman kanak-kanak mengalami masalah bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi anak dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Permasalahan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru disekolah saja, tetapi juga harus ada kerjasama dengan orang tua dan masyarakat.  Dengan adanya penanganan sedini mungkin  diharapkan permasalahan anak tersebut tidak akan menghambat perkembangan pada tahapan kehidupan lebih lanjut.

B.  Saran
Pada usia dini anak memerlukan bimbingan dari orang dewasa disekitarnya. Dalam hal ini yang sangat bertanggung jawab adalah orang tua, dimana orang tua harus bisa membimbing dan mengarahkan anak agar memiliki sifat yang baik dan anak diberikan kebebasan untuk bermain sehingga anak dapat terbiasa dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Rosmalia. 2005. Berbagai Masalah Anak.Jakarta: Diknas
Hindayani, Rini. 2007. Penanganan Anak Berkelainan. Jakarta: Universitas                                                                        Terbuka
Menerobos Dunia Anak Pengarang: Dr. Mary Go Setiawani Halaman: 123 – 127,                                       Penerbit: Yayasan Kalam Hidup Kota: Bandung Tahun: 2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar