BAB I
A.
LATAR BELAKANG
Pada
dasarnya pelaksanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru kelas yang
yang secara keseluruhan bertanggung jawab atas perkembanagan anak di kelasnya.
Hal ini memungkinkan guru untuk meemberi layanan bimbingan secara terpadu
melaluai proses pembelajaran. Melalaui layanan dasar bimbingan guru untuk
membantu seluruh siswa untuk memecahkan masalahnya terutama masalah belajar,.
Meskipun guru telah memberikan bantuan berupa bimbinagn terhadap siswanya,
masalah anak tetap selalu ada.
Walaupun prilaku bermasalah mungkin hanyatampak
pada sebagian siswa, namun perhatian guru harus tertuju kepada semua siswa.
Namun siswa yang bermasalah ialah seorang anak yang memeliki masalah yang lebih
banyak atau lebih mendalam dibandingkan dengan anak yang lain meskipun anak
tidak menyadarinya
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah sesuai dengan pembahasan yang kami lampirkan
adalah kenapa anak tersebut jadi pendiam, apa penyebabnya dan bagaimana
menanganinya.
BAB II
DASAR TEORI
Menurut buku maria Montessori dalam buku perkembangan anak
(1995:31-32) mengatakan bahwa anak masa berikutnya bermula dari enam hingga dua
belas tahun. Inilah masa pertumbuhan tanpa perubahan lain. Anak menjadi tenang
dan bahagia. Secara mental ia dalam keadaan sehat, kuat dan stabil. “stabilitas
fisik dan mental ini,” kata ross, dalam tulisannya mengenai anak-anak usia
ini,”merupakan cirri khas paling mencolok masa kanak-kanak akhir. Suatu makhluk
dari planet lain, yang tidak mengenal ras manusia, dengan mudahnya dapat
menganggap anak-anak usia sepuluh tahun ini sebagai orang dewasanya spesies
misalkan mereka tidak menjumpai orang dewasa yang sesungguhnya.”
Dari sisi fisik, muncul tanda-tanda yang tampaknya menjadi batas
antara dua masa psikologi ini. Perubahan-perubahannya sangat nyata. Sekadar
menyebutkan satu contoh, gugurnya gigi susu anak dan berganti dengan gigi
tetap. Masa ketiga berawal dari usia dua belas hingga delapanbelas tahun.
Inilah masa yang terjadi sedemikian banyak perubahan di dalamnya yang
meningkatkan masa pertumbuhan pertama. Masa ini sekali lagi dapat dibagi
menjadi dua subtahap: yang pertama dari usia dua belas hingga lima belas tahun
dan yang kedua dari usia lima belas hingga delapan belas tahun.
Selama masa ini juga terjadi perubahan-perubahan fisik, tubuh
mencapai kedewasaan penuhnya. Manusia setelah usia delapan belas tahun, sudah
berkembang sepenuhnya dan tidak ada lagi perubahan nyata yang terjadi pada
dirinya.(maria Montessori,1995)
a.
Kenapa Anak
Dianggap Bermasalah?
Dalam
pendekatan bimbingan perkembangan, guru dimungkinkan untuk memberikan layanan
bimbingan terpadu dalam KBM. Melalui dasar bimbingan, guru membantu seluruh
murid. Namun sekalipun telah memberikan bantuan terhadap seluruh murid, ada
saja murid yang berperilaku bermasalah. Guru perlu memahami perilaku bermasalah
ini sebab “murid yang bermasalah” biasanya tampak di dalam kelas dan bahkan dia
menampakkan perilaku bermasalah itu di dalam keseluruhan interaksi dengan
lingkungannya. Memahami perilaku bermasalah mengandung arti bahwa guru harus
lebih sensitif terhadap interaksi antara berbagai kekuatan dan faktor di
lingkungan peserta didik dengan penampilan perilaku peserta didik di sekolah.
Walaupun perilaku bermasalah hanya tampak pada sebagian peserta didik, namun perhatian guru harus tertuju kepada semua peserta ddik. Seringkali guru memberikan perlakuan secara langsung dan drastis yang tidak jarang dinyatakan dalam bentuk hukuman fisik. Cara atau pendekatan seperti ini seringkali tidak membawa hasil yang diharapkan karena perlakuan tersebut tidak didasarkan kepada pemahaman apa yang ada di balik perilaku bermasalah tersebut.
Walaupun perilaku bermasalah hanya tampak pada sebagian peserta didik, namun perhatian guru harus tertuju kepada semua peserta ddik. Seringkali guru memberikan perlakuan secara langsung dan drastis yang tidak jarang dinyatakan dalam bentuk hukuman fisik. Cara atau pendekatan seperti ini seringkali tidak membawa hasil yang diharapkan karena perlakuan tersebut tidak didasarkan kepada pemahaman apa yang ada di balik perilaku bermasalah tersebut.
Dalam kehidupan anak di sekolah tidak semua
dapat melihat dan merasakan bahwa di antara anak ada yang telah sedang
menghadapi masalah dan ada yang masih gejala, bahkan bagi anak sendiri juga
banak yang tidak tahu bahwa dirinya sedang
bermasalah. Oleh karena itu kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan
pengertian berperilaku bermasaalah “prilaku bermasalah adalah tingkah laku
siswa yang menyimpang dan kebiasan-kebiasaan temannya.
Lebih lanjut dikatakan apabila anak tiba-tiba
tidak dapat melakukan apa-apa juga merupakan indikasi bahwa anak mengalami
masalah yang segera harus ditangani gurunya.
b.
Apa Ciri-Ciri
Anak Bermasalah?
1. Susah diatur dan diajak kerja sama
Hal yang paling Nampak adalah anak akan membangkang, akan semaunya
sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu. pada fase ini anak sangat ingin
memegang kontrol. Mulai ada “pemberontakan” dari dalam dirinya. Hal yang dapat
kita lakukan adalah memahaminya dan kita sebaiknya menanggapinya dengan kondisi
emosi yang tenang.
Ingat akan kebutuhan dasar manusia? Tiga hal diatas yang telah saya
sebutkan, nah kebutuhan itu sedang dialami anak. Kita hanya bisa mengarahkan
dan mengawasi dengan seksama.
2.
Kurang terbuka pada Orang Tua
Saat orang tua bertanya “Gimana sekolahnya?” anak menjawab “biasa
saja”, menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka.
Aneh bukan? Ini adalah ciri ke 2, nah pada saat ini dapat dikatakan figure
orangtua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua gang, pacar, dll).
Saat ini terjadi kita sebagai orangtua hendaknya mawas diri dan mulai menganti
pendekatan kita.
3.
Menanggapi negatif
Saat anak mulai sering berkomentar “Biarin aja dia memang jelek
kok”, tanda harga diri anak yang terluka. Harga diri yang rendah, salah satu
cara untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah mencari pijakan, sama saat
harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikkan harga diri kita
adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah terlatih melakukan itu,
berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci sukses di masa depan
anak.
4.
Menarik diri
Saat anak terbiasa dan sering Menyendiri, asyik dengan duniannya
sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada
kondisi ini kita sebagai orangtua sebaiknya segera melakukan upaya pendekatan
yang berbeda. Setiap manusia ingin dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi
seorang anak? Kembali ke 3 hal yang telah saya jelaskan. Pada kondisi ini
biasanya anak merasa ingin diterima apa adanya, dimengerti -semengertinya dan
sedalam-dalamnya.
5.
Menolak kenyataan
Pernah mendengar quote seperti “Aku ini bukan orang pintar, aku ini
bodoh”, “Aku ngga bisa, aku ini tolol”. Ini hampir sama dengan nomor 4, yaitu
kasus harga diri. Dan biasanya kasus ini (menolak kenyataan) berasal dari
proses disiplin yang salah. Contoh: “masak gitu aja nga bisa sih, kan mama da
kasih contoh berulang-ulang”.
6.
Menjadi pelawak
Suatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena
ulahnya dan anak tersebut merasa senang. Jika ini sesekali mungkin tidak
masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembali ke tempat duduk dan
mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan penerimaan dari
teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada. Karena anak tersebut
tidak mendapatkan rasa diterima dirumah, kemanakah orangtua.
c.
Bagaimana cara
mengatasi anak yang bermasalah?
Secara sistematis, langkah-langkah yang perlu diambil dalam usaha
mengatasi anak bermasalah adalah :
a)
Memanggil dan
menerima anak yang bermasalah dengan penuh kasih sayang
b)
Dengan
wawancara yang dialogis diusahakan dapat ditemukan sebab-sebab utama yang
menimbulkan masalah.
c)
Memahami
keberadaan anak dengan sedalam-dalamnya
d)
Menunjukkan
cara penyelasaian masalah yang tepat untuk di renungkan oleh anak kemudian
untuk dikerjakannya.
e)
Menemukan
segi-segi kelebihan anak agar kelebihan itu diaktualisisr guru megatasi
kekurangannya
Menanamkan
nilai-nilai spritual yang benar.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Analisis
Laura
adalah anak yang saya amati di sebuah sekolah tempat saya observasi, Laura
berumur 5 tahun dan termasuk anak perempuan yang sangat baik, dari pengamatan
saya Laura anak yang sangat pendiam, sifatnya yang pendiam tidak mengalami
perubahan walaupun anak tersebut berada diluar kelas jam istirahat. Dalam
kegiatan belajar didalam kelas Laura pun lebih banyak diam, walaupun ditanya
dengan kegiatan belajar, Laura hanya menatap saja tanpa mengeluarkan kata-kata
sedikitpun. Dan dalam mengerjakan tugas, Laura akhirnya menangis apabila
mengalami kendala dalam mengerjakan tugasnya karena enggan bertanya kepada guru.
B.
Sintesis
Anak
ini termasuk anak yang sangat pendiam, bahkan dalam setiap kegiatan yang di
lakukan baik itu didalam kelas maupun
diluar kelas anak tersebut hanya diam tanpan respon yang berarti.
C.
Diagnosis
Dari
apa yang saya amati, saya mencoba memberanikan diri wawancara terhadap orang
tua Laura yang setiap pagi mengantar Laura, tetapi sebelum wawancara dengan
orang tua Laura saya menemukan pemandangan lain hari itu, dari hal tersebut
saya sedikit menyimpulkan bahwa Laura yang pendiam itu di karenakan sikap keras
yang di berikan orang tua Laura kepada anak tersebut. Dari sikap kekerasa
inilah yang saya jadikan penyebab kenapa Laura menjadi pendiam yang mungkin
karena rasa takut dalam memnyampaikan
apa yang di rasakan tersebut.
D.
Proknosis
Langkah
awal yang menurut saya harus lakukan adalah dengan mengajak Laura berbicara
secara face to face dan menanyakan dengan perlahan apa yang dia rasakan saat
itu, lalu dengan perlahan bisa bertanya bagaimana kegiatan di rumah, bagaimana
ibu dan ayah dirumah dan apa saja kegiatannya dirumah, dari hal tersebut Laura
mengatakan bahwa dirumah ia selalu mendapatkan hal yang tidak nyaman dengan
kata lain setiap kegiatan yang dilakukan anak tersebut selalu mendapat marah
dari ibunya, bahkan sebelum bertanya pun anak tersebut sudah mendapat makian
dari ibunya, hingga akhirnya pihak sekolah memanggil ibunya Laura agar sikap
dirumah tidak terlalu keras terhadap Laura.
E.
Tritmen
a.
Berbicaralah dengan nada halus. Anak
yang berkarakter pendiam perasaannya mudah tersinggung. Sedikit saja nada
bicara kita tinggi, maka anak akan merasa telah dimarahi orang tuanya.
b.
Jangan membanding-bandingkan anak
pendiam dengan saudara lain yang lebih aktif. Perlu di ingat setiap anak yang lahir ke dunia telah
membawa sifat-sifatnya sendiri. Jangan memaksakan kehendak kita pada anak yang
bersifat pendiam, untuk menjadi seperti saudara yang lainnya. Ini akan membuat
anak tertekan, dan merasa tidak mendapatan kebebasan.
c.
Sebisa mungkin saat orang tua sedang
bertengkar, menjauhlah ke tempat di mana tidak ada anak-anak. Apalagi untuk
anak pendiam dampak negatifnya lebih besar dari pada anak yang aktif. Anak
pendiam cenderung traumatik.
d.
Berbicara dari hati ke hati. Seringlah bertukar pikiran. Anak pendiam cenderung
menyimpan masalah sendiri. Biasanya bila dia sudah tidak mampu menyelesaikan
masalahnya cenderung mengambil jalan pintas.
e.
Sebisa
mungkin sering-seringlah mengajak anak pendiam untuk bersosialisasi. Seperti
mengajak anak menghadiri pengajian, ataupun arisan. Karna anak pendiam cenderung tidak mudah
bergaul. Cara seperti ini untuk memberi pengetahuan pada anak, bagai mana cara
bergaul dengan orang lain. Juga agar anak tidak malu bila berhadapan dengan
orang yang belum di kenal.
BAB IV
A.
KESIMPULAN
Pelakasanaan
bimbingan di sekolahsepenuhnya dipegang oleh guru yang mengajar di kelas, hal
ini terjadi disebabkan tidak adanya petugas bimbingan yang khusus, maka gurulah
yang paling berperan dalam membantu dan membimbing siswa memecahkan masalahnya.
Oleh
karena itu sebagai calon guru TK sangat penting mempelajari bimbingan bagi anak
yang bermasalah.
Seorang
murid dikategorikan sebagai anak yang bermasalah apabila ia menunjukkan gejala
penyimpangan perilaku yang lazim di lakukan oleh anak-anak pada umumnya.
Penyimpangan perilaku ada yang sederhana ada juga yang ekstrim. Penyimpangan
perilaku yang sederhana, misalnya mengantuk, suka menyendiri, terlambat datang.
Sedangka ekstrim adalah sering membolos, memeras teman, tidak sopan.
B.
SARAN
Sebagai
calon guru , harus bisa mengatasi atau menangani anak yang bermasalah sehingga
dalam proses pembelajaran berjalan dengan lancer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar