Minggu, 15 Desember 2013

Tugas Observasi Auliana Istiqamah



BAB I
A.    LATAR BELAKANG
            Pada dasarnya pelaksanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru kelas yang yang secara keseluruhan bertanggung jawab atas perkembanagan anak di kelasnya. Hal ini memungkinkan guru untuk meemberi layanan bimbingan secara terpadu melaluai proses pembelajaran. Melalaui layanan dasar bimbingan guru untuk membantu seluruh siswa untuk memecahkan masalahnya terutama masalah belajar,. Meskipun guru telah memberikan bantuan berupa bimbinagn terhadap siswanya, masalah anak tetap selalu ada.
Walaupun prilaku bermasalah mungkin hanyatampak pada sebagian siswa, namun perhatian guru harus tertuju kepada semua siswa. Namun siswa yang bermasalah ialah seorang anak yang memeliki masalah yang lebih banyak atau lebih mendalam dibandingkan dengan anak yang lain meskipun anak tidak menyadarinya
                                               

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah sesuai dengan pembahasan yang kami lampirkan adalah kenapa anak tersebut jadi pendiam, apa penyebabnya dan bagaimana menanganinya.

BAB II
DASAR TEORI
Menurut buku maria Montessori dalam buku perkembangan anak (1995:31-32) mengatakan bahwa anak masa berikutnya bermula dari enam hingga dua belas tahun. Inilah masa pertumbuhan tanpa perubahan lain. Anak menjadi tenang dan bahagia. Secara mental ia dalam keadaan sehat, kuat dan stabil. “stabilitas fisik dan mental ini,” kata ross, dalam tulisannya mengenai anak-anak usia ini,”merupakan cirri khas paling mencolok masa kanak-kanak akhir. Suatu makhluk dari planet lain, yang tidak mengenal ras manusia, dengan mudahnya dapat menganggap anak-anak usia sepuluh tahun ini sebagai orang dewasanya spesies misalkan mereka tidak menjumpai orang dewasa yang sesungguhnya.”
Dari sisi fisik, muncul tanda-tanda yang tampaknya menjadi batas antara dua masa psikologi ini. Perubahan-perubahannya sangat nyata. Sekadar menyebutkan satu contoh, gugurnya gigi susu anak dan berganti dengan gigi tetap. Masa ketiga berawal dari usia dua belas hingga delapanbelas tahun. Inilah masa yang terjadi sedemikian banyak perubahan di dalamnya yang meningkatkan masa pertumbuhan pertama. Masa ini sekali lagi dapat dibagi menjadi dua subtahap: yang pertama dari usia dua belas hingga lima belas tahun dan yang kedua dari usia lima belas hingga delapan belas tahun.
Selama masa ini juga terjadi perubahan-perubahan fisik, tubuh mencapai kedewasaan penuhnya. Manusia setelah usia delapan belas tahun, sudah berkembang sepenuhnya dan tidak ada lagi perubahan nyata yang terjadi pada dirinya.(maria Montessori,1995)

a.           Kenapa Anak Dianggap Bermasalah?
Dalam pendekatan bimbingan perkembangan, guru dimungkinkan untuk memberikan layanan bimbingan terpadu dalam KBM. Melalui dasar bimbingan, guru membantu seluruh murid. Namun sekalipun telah memberikan bantuan terhadap seluruh murid, ada saja murid yang berperilaku bermasalah. Guru perlu memahami perilaku bermasalah ini sebab “murid yang bermasalah” biasanya tampak di dalam kelas dan bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu di dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya. Memahami perilaku bermasalah mengandung arti bahwa guru harus lebih sensitif terhadap interaksi antara berbagai kekuatan dan faktor di lingkungan peserta didik dengan penampilan perilaku peserta didik di sekolah.
Walaupun perilaku bermasalah hanya tampak pada sebagian peserta didik, namun perhatian guru harus tertuju kepada semua peserta ddik. Seringkali guru memberikan perlakuan secara langsung dan drastis yang tidak jarang dinyatakan dalam bentuk hukuman fisik. Cara atau pendekatan seperti ini seringkali tidak membawa hasil yang diharapkan karena perlakuan tersebut tidak didasarkan kepada pemahaman apa yang ada di balik perilaku bermasalah tersebut.
Dalam kehidupan anak di sekolah tidak semua dapat melihat dan merasakan bahwa di antara anak ada yang telah sedang menghadapi masalah dan ada yang masih gejala, bahkan bagi anak sendiri juga banak  yang tidak tahu bahwa dirinya sedang bermasalah. Oleh karena itu kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian berperilaku bermasaalah “prilaku bermasalah adalah tingkah laku siswa yang menyimpang dan kebiasan-kebiasaan temannya.
Lebih lanjut dikatakan apabila anak tiba-tiba tidak dapat melakukan apa-apa juga merupakan indikasi bahwa anak mengalami masalah yang segera harus ditangani gurunya.

b.          Apa Ciri-Ciri Anak Bermasalah?
 1. Susah diatur dan diajak kerja sama
Hal yang paling Nampak adalah anak akan membangkang, akan semaunya sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu. pada fase ini anak sangat ingin memegang kontrol. Mulai ada “pemberontakan” dari dalam dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah memahaminya dan kita sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang.
Ingat akan kebutuhan dasar manusia? Tiga hal diatas yang telah saya sebutkan, nah kebutuhan itu sedang dialami anak. Kita hanya bisa mengarahkan dan mengawasi dengan seksama.
2. Kurang terbuka pada Orang Tua
Saat orang tua bertanya “Gimana sekolahnya?” anak menjawab “biasa saja”, menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka. Aneh bukan? Ini adalah ciri ke 2, nah pada saat ini dapat dikatakan figure orangtua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua gang, pacar, dll). Saat ini terjadi kita sebagai orangtua hendaknya mawas diri dan mulai menganti pendekatan kita.
3. Menanggapi negatif
Saat anak mulai sering berkomentar “Biarin aja dia memang jelek kok”, tanda harga diri anak yang terluka. Harga diri yang rendah, salah satu cara untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah mencari pijakan, sama saat harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikkan harga diri kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah terlatih melakukan itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci sukses di masa depan anak.
4. Menarik diri
Saat anak terbiasa dan sering Menyendiri, asyik dengan duniannya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini kita sebagai orangtua sebaiknya segera melakukan upaya pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi seorang anak? Kembali ke 3 hal yang telah saya jelaskan. Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa adanya, dimengerti -semengertinya dan sedalam-dalamnya.

5. Menolak kenyataan
Pernah mendengar quote seperti “Aku ini bukan orang pintar, aku ini bodoh”, “Aku ngga bisa, aku ini tolol”. Ini hampir sama dengan nomor 4, yaitu kasus harga diri. Dan biasanya kasus ini (menolak kenyataan) berasal dari proses disiplin yang salah. Contoh: “masak gitu aja nga bisa sih, kan mama da kasih contoh berulang-ulang”.

6. Menjadi pelawak
Suatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena ulahnya dan anak tersebut merasa senang. Jika ini sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembali ke tempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan penerimaan dari teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada. Karena anak tersebut tidak mendapatkan rasa diterima dirumah, kemanakah orangtua.
c.           Bagaimana cara mengatasi anak yang bermasalah?
Secara sistematis, langkah-langkah yang perlu diambil dalam usaha mengatasi anak bermasalah adalah :
a)      Memanggil dan menerima anak yang bermasalah dengan penuh kasih sayang
b)      Dengan wawancara yang dialogis diusahakan dapat ditemukan sebab-sebab utama yang menimbulkan masalah.
c)      Memahami keberadaan anak dengan sedalam-dalamnya
d)     Menunjukkan cara penyelasaian masalah yang tepat untuk di renungkan oleh anak kemudian untuk dikerjakannya.
e)      Menemukan segi-segi kelebihan anak agar kelebihan itu diaktualisisr guru megatasi kekurangannya
Menanamkan nilai-nilai spritual yang benar.  

BAB III
PEMBAHASAN
A.    Analisis
Laura adalah anak yang saya amati di sebuah sekolah tempat saya observasi, Laura berumur 5 tahun dan termasuk anak perempuan yang sangat baik, dari pengamatan saya Laura anak yang sangat pendiam, sifatnya yang pendiam tidak mengalami perubahan walaupun anak tersebut berada diluar kelas jam istirahat. Dalam kegiatan belajar didalam kelas Laura pun lebih banyak diam, walaupun ditanya dengan kegiatan belajar, Laura hanya menatap saja tanpa mengeluarkan kata-kata sedikitpun. Dan dalam mengerjakan tugas, Laura akhirnya menangis apabila mengalami kendala dalam mengerjakan tugasnya karena enggan bertanya kepada guru.
B.     Sintesis
Anak ini termasuk anak yang sangat pendiam, bahkan dalam setiap kegiatan yang di lakukan baik itu didalam kelas maupun  diluar kelas anak tersebut hanya diam tanpan respon yang  berarti.
C.     Diagnosis
Dari apa yang saya amati, saya mencoba memberanikan diri wawancara terhadap orang tua Laura yang setiap pagi mengantar Laura, tetapi sebelum wawancara dengan orang tua Laura saya menemukan pemandangan lain hari itu, dari hal tersebut saya sedikit menyimpulkan bahwa Laura yang pendiam itu di karenakan sikap keras yang di berikan orang tua Laura kepada anak tersebut. Dari sikap kekerasa inilah yang saya jadikan penyebab kenapa Laura menjadi pendiam yang mungkin karena rasa takut dalam  memnyampaikan apa yang di rasakan tersebut.
D.    Proknosis
Langkah awal yang menurut saya harus lakukan adalah dengan mengajak Laura berbicara secara face to face dan menanyakan dengan perlahan apa yang dia rasakan saat itu, lalu dengan perlahan bisa bertanya bagaimana kegiatan di rumah, bagaimana ibu dan ayah dirumah dan apa saja kegiatannya dirumah, dari hal tersebut Laura mengatakan bahwa dirumah ia selalu mendapatkan hal yang tidak nyaman dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan anak tersebut selalu mendapat marah dari ibunya, bahkan sebelum bertanya pun anak tersebut sudah mendapat makian dari ibunya, hingga akhirnya pihak sekolah memanggil ibunya Laura agar sikap dirumah tidak terlalu keras terhadap Laura.
E.     Tritmen

a.       Berbicaralah dengan nada halus. Anak yang berkarakter pendiam perasaannya mudah tersinggung. Sedikit saja nada bicara kita tinggi, maka anak akan merasa telah dimarahi orang tuanya.
b.      Jangan membanding-bandingkan anak pendiam dengan saudara lain yang lebih aktif. Perlu di ingat setiap anak yang lahir ke dunia telah membawa sifat-sifatnya sendiri. Jangan memaksakan kehendak kita pada anak yang bersifat pendiam, untuk menjadi seperti saudara yang lainnya. Ini akan membuat anak tertekan, dan merasa tidak mendapatan kebebasan.
c.       Sebisa mungkin saat orang tua sedang bertengkar, menjauhlah ke tempat di mana tidak ada anak-anak. Apalagi untuk anak pendiam dampak negatifnya lebih besar dari pada anak yang aktif. Anak pendiam cenderung traumatik.
d.      Berbicara dari hati ke hati. Seringlah bertukar pikiran. Anak pendiam cenderung menyimpan masalah sendiri. Biasanya bila dia sudah tidak mampu menyelesaikan masalahnya cenderung mengambil jalan pintas.
e.       Sebisa mungkin sering-seringlah mengajak anak pendiam untuk bersosialisasi. Seperti mengajak anak menghadiri pengajian, ataupun arisan. Karna anak pendiam cenderung tidak mudah bergaul. Cara seperti ini untuk memberi pengetahuan pada anak, bagai mana cara bergaul dengan orang lain. Juga agar anak tidak malu bila berhadapan dengan orang yang belum di kenal.



BAB IV
A.    KESIMPULAN
Pelakasanaan bimbingan di sekolahsepenuhnya dipegang oleh guru yang mengajar di kelas, hal ini terjadi disebabkan tidak adanya petugas bimbingan yang khusus, maka gurulah yang paling berperan dalam membantu dan membimbing siswa memecahkan masalahnya.
Oleh karena itu sebagai calon guru TK sangat penting mempelajari bimbingan bagi anak yang bermasalah.
Seorang murid dikategorikan sebagai anak yang bermasalah apabila ia menunjukkan gejala penyimpangan perilaku yang lazim di lakukan oleh anak-anak pada umumnya. Penyimpangan perilaku ada yang sederhana ada juga yang ekstrim. Penyimpangan perilaku yang sederhana, misalnya mengantuk, suka menyendiri, terlambat datang. Sedangka ekstrim adalah sering membolos, memeras teman, tidak sopan.
B.     SARAN
Sebagai calon guru , harus bisa mengatasi atau menangani anak yang bermasalah sehingga dalam proses pembelajaran berjalan dengan lancer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar